PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEBAGAI JEMBATAN RELASI KRISTEN-ISLAM DI PERUM RIZKY DESA WATUTUMOUW 3 KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Tujuan penelitian yaitu untuk Mengkaji dan Mendeskripsikan Implementasi Pendidikan Agama Kristen sebagai jembatan relasi Kristen- Islam di Perum Rizky Watutumouw 3, Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Agama Kristen sebagai jembatan relasi Kristen-Islam di Perum Rizky Watutumouw 3, Upaya yang dilakukan untuk mengatasi factor-faktor yang memperngaruhi Pendidikan Agama Kristen sebag ai jembatan relasi Kristen-Islam di Perum Rizky Watutumouw 3. Metode yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini, adalah metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yang disebut naturalistic inguiry atau biasa disebut juga dengan pendekatan yang bersifat naturalistic.
Pendidikan Agama Kristen sudah cukup dapat menjadi jembatan relasi Islam dan Kristen di Perumahan Risky Watutumou III. Hal ini dapat terlihat bagaimana gereja berupaya untuk menyisihkan Pendidikan terkait toleransi dan keharmonisan dengan agama lain. Disamping itu gereja juga sangat terbuka untuk selalu membantu masyarakat Muslim seperti dalam kedukaan dan hal-hal lain. Hal ini menggambarkan Pendidikan Agama Kristen tentang Kasih sangat menjadi jembatan yang dapat membangun relasi yang baik antara dua agama ini. Yang menjadi Faktor penghambat adalah : a) kepribadian yang tertutup yang sulit menerima orang lain yang berbeda, b) fanatik yang berlebihan juga menjadi salah satu hal yang cukup menghambat hubungan atau relasi yang harmonis anatar dua agama ini. c) Perkembangan teknologi juga menjadi hal yang sangat berpengaruh. Upaya yang dilakukan oleh gereja adalah dengan tetap memberikan Pendidikan lewat kotbah-kotbah tentang nilai-nilai toleransi dalam ibadah karena ini penting untuk menjaga agar keharmonisan ini tetap terjaga. Gereja juga berupaya untuk membuat kegiatan-kegiatan yang bersifat toleransi. Pemerintah juga mengupayakan agar kegiatan Rukun ini tetap berjalan dengan baik.
Dari hasil temuan tersebut maka Gereja sebaiknya lebih inovatif lagi dalam mendesain metode pengajaran artinya jangan terlalu terfokus pada ibadah saja. Gereja sebaiknya lebih memperbanyak kegiatan kebersamaan dengan agama lain. Pemerintah sebaiknya membuat semacam seminar tentang Toleransi dan relasi Islam dan Kristen Pemerintah sebaiknya memperbaharui data kelurahan karena ini sangatlah kurang.