PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SD GMIM 07 MANADO

Penelitian ini dllakukan untuk meningkatkan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran serta pemecahan persoalan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalarn penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas, rnemperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.
Sumber data penelitian berasal dari proses kegiatan belajar mcngajar dan evaluasinya pada siswa kelas YI semester 2 tahun pelajaran 2010 - 2011 di SD GMIM 07 Manado. Jumlah siswa sebanyak 22 siswa, terdiri atas laki-lak.i adalah 9 siswa, sedangkan siswa perempuan berjumlah 13 siswa.
Penelitian dilakukan dalam 2 pertemuan dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada pertemuan pertama siswa yang aktif ikut berpartisipasi dalam interaksi masih malu, ragu, dan belum terbiasa dengan model interaksi, diperoleh hasil dengan kategori siswa yang berpartisipasi tinggi 29 %, sedang 33 % dan rendah 38 %. Pada pertemuan kedua siswa mulai menyesuaikan diri dengan model interaksi, Siswa yang aktif lebih banyak dalam interaksi dengan kategori berpartisipasi tinggi 76%, scdang 19 %, dan rendah 5 %.
Dari 7 kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya berdasarkan yang
paling cepat menyelesaikan tugas: 42.8 % dalarn kategori baik., 28.6 % dalarn kategori sedang dan 28.6 % dalam kategori kurang baik. Pada pertemuan kedua menunjukkan 57, I % dalarn kategori baik., 28.6 % dalarn kategori sedang dan 14.3
% dalam kategori kurang baik.
Pengamatan kemampuan mengkonstruksi konsep yang dinilai dari hasil tugas kelompok yang dikumpulkan oleh siswa untuk membuat konsep kategori. Berdasarkan hasil pengamatan pcrtemuan I dipcroleh data sebagai berikut : 14.3% masuk dalam kategori tinggi, 42.8 % masuk dalam kategori sedang, dan 42.8 % masuk dalam kategori rendah. Sedangkan berdasarkan basil pengamatan pada pertemuan II diperoleh data sebagai berikut: 71.4 % masuk dalam kategori tinggi,
14.3 % rnasuk dalam kategori sedang dan 14.3 % masuk dalam katcgori rendah.
model interaksi dapat mengefektifkan siswa dalam proses pembelajaran, scbab dcngan model intcraksi siswa dapat bcrpartisipasi sccara aktif di dalam kelas maupun kelompok.